Poem ini sudah ada sejak lama. Seingat saya, puisi karya Sapardi Djoko Darmono ini sudah terpampang di buku Bahasa dan Sastra Indonesia waktu SD.
Tapi,,baru akhir-akhir ini saya (merasa) memahami artinya
_Aku ingin mencintaimu dengan sederhana_
Mencintai secara sederhana ketika sang tokoh cuma mencintai, saja. Tanpa embel embel apapun.
Bukan,,
"aku mencintaimu karena kamu hebat"
"aku mencintaimu karena kamu taat"
"aku mencintaimu karena kamu sholih"
atau mungkin
"sesungguhnya aku mencintaimu, tapi karena kamu sudah milik orang lain, aku ingin melupakanmu"
Dalam diri sang tokoh hanya terucap "aku mencintaimu", tanpa ada karena atau tapi,,
_dengan kata yg tak sempat diucapkan kayu kepada api
yg menjadikannya abu.._
Bahkan meskipun yang dicinta adalah justru yang membinasakannya.
Seperti sang kayu yang mencintai api meskipun apilah yang membuatnya menjadi abu.
_Aku ingin mencintaimu dengan sederhana_
Cinta sederhana ini menurut saya sesederhana cinta sufi.
Mereka mencintai Tuhan meskipun jika Tuhan akan memasukkan mereka ke neraka
Bahkan, kalaupun surga dan neraka itu tak pernah ada, mereka akan tetap mencintai Sang Penguasa
Karena sang pecinta benar-benar hanya mencintai, saja, tanpa ada karena atau tapi,,
_dengan isyarat yg tak sempat diucapkan awan kepada hujan
yg menjadikannya tiada.._
Bahkan meskipun merelakan yang dicinta.
Seperti awan yang merelakan hujannya menjadi milik tanah sehingga ia tiada.
Mungkin menurut si awan, jika kebahagiaan hujan adalah tidak bersama awan, maka melepas hujan adalah pilihan terbaik
meskipun, sekali lagi, itu membuat awan menjadi tiada
Friday, October 28, 2011 at 11:26am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar