Kadang-kadang saya berasa pemulung, hobiiii banget ngumpulin barang-barang yang saya anggap berharga.
Berharga bukan karena harganya, karena saya sama sekali tidak pernah menyimpan emas atau perak :D
Biasanya yang saya simpan adalah barang-barang yang menjadi saksi kejadian tertentu, atau pemberian spesial dari orang yang saya anggap spesial :p
Berharga bukan karena harganya, karena saya sama sekali tidak pernah menyimpan emas atau perak :D
Biasanya yang saya simpan adalah barang-barang yang menjadi saksi kejadian tertentu, atau pemberian spesial dari orang yang saya anggap spesial :p
Dan
semua pasti saya masukkan ke suatu wadah (dulu biasanya di kardus air
mineral) trus disembunyiin di pojokan kamar, dan akhirnya terlupakan.
Nantinya
waktu beres-beres, entah ganti dekorasi rumah, pindahan barang, ganti
kamar, kardus-kardus tadi akan terbuang begitu saja di gudang.
Kebiasaan
ini berlangsung hingga saat ini, sampai saya sudah mahasiswa. Wadahnya
tentu mengikuti perkembangan zaman. Sudah bukan kardus air mineral, tapi
kardus kertas A4 (sama aja itu mah), bekas kaleng biskuit, tas 'pundi uang', dan akhirnya mereka akan tersimpan di pojokan kamar atau bawah kasur.
Ketika
beberapa hari yang lalu beres-beres kamar, saya menemukan kotak-kotak
harta karun saya di bawah kasur. Dan ternyata saya sendiri takjub dengan
isinya. Macam-macam barang seperti dompet jaman SMA, surat-surat jaman
SMA, benih + furadan + pupuk bekas praktikum, obat bekas naik gunung
pertama, flashdisk pertama (hibah dari kakak), kotak-kotak hp, tiket
tempat-tempat yang saya kunjungi plus tiket bis dan kereta, pasir pantai
(entah pantai yang mana) plus kerangnya, ucapan ultah, pensil
warna, kaset dari timur tengah, gelang manik-manik, gelas kopi,
buku-buku, sampai uang gulden (uang receh maksudnya) di kantong plastik dan banyak lagi yang lain.
Ternyata barang-barang 'remeh' itu menyimpan banyak banget kenangan. Meingatkan cerita lama bak memutar kaset video warisan.
Tentu mereka-mereka yang memberi barang-barang itu adalah orang-orang berharga hingga saya merasa harus menyimpannya baik-baik dalam kotak harta karun.
Tentu mereka-mereka yang memberi barang-barang itu adalah orang-orang berharga hingga saya merasa harus menyimpannya baik-baik dalam kotak harta karun.
Nampaknya
kebiasaan ini akan terus berlanjut, dan saya tidak bosan melakukannya.
Masa kini, entah manis atau pahit, tetap menjadi indah ketika telah
menjadi kenangan. Apalagi jika kita tahu mengambil pelajaran dari
kejadian-kejadian tersebut.
Kotak
harta karun akan mengingatkan kita bahwa hidup kita tidak dilalui
dengan singkat dan percuma. Hidup kita indah adanya. Asyik, seru, bisa
buat cerita anak cucu (berasa udah tua aja) :p
Ternyata selain menulis, mengenang juga merupakan terapi jiwa tersendiri (menurut saya).
Faitoooo...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar