Ranupane, Semeru, TNBTS

Sabtu, 31 Maret 2012

Tanya

Malu bertanya sesat di jalan.
Ini pepatah udah ada dari jaman alif sampai sekarang, eksis di semua jaman.
Arti sempitnya, kalo lagi nyari alamat, banyak-banyak nanya biar nggak sesat.
Arti luasnya (menurut saya) tanyakan/ diskusikan segala sesuatu pada ahlinya yang lebih paham biar lebih akurat.


Pertanyaan sendiri sebaiknya disampaikan secara langsung. Boleh lewat media tulisan, perbincangan langsung jarak jauh, dan paling asyik kalo face to face.
Jika anda berkomunikasi lewat media tulis-menulis, misalnya sms atau surat, kelebihannya adalah bisa didokumentasi. Namun kekurangannya anda tidak tahu nada si pembicara.  Jika kita membaca pesan tersebut dengan hati yang adem, terasa adem pula isi pesan. Tapi kalau kita baca dengan hati mangkel, ya jatuhnya isi pesan ikut-ikutan jelek. Padahal sih siapa tahu isinya biasa aja.

Jika komunikasi dilakukan dengan perbincangan langsung jarak jauh, anda tentu bisa mengetahui nada si pembicara. Tapi, anda tidak bisa melihat body languagenya. Mulut bisa bohong bo, tapi mata engga, itu kata orang.

Paling yahud kalo komunikasi dilakukan secara face to face. Soalnya kita bisa langsung ngelihat ekspresi si pembicara, nada, body language, dan segala hal yang mempengaruhi lancarnya komunikasi.
Lancarnya komunikasi akan menghindarkan anda dari salah persepsi.


Batasan nilai dari sebuah persepsi bisa mencapai limit tak hingga. Karena persepsi berhubungan langsung dengan prasangka dan imajinasi. Persepsi bisa berkembang dengan sangat cepat meski dalam hitungan detik. Ini tidak salah.
Permasalahannya adalah, apakah persepsi itu benar? Hmm,,entahlah,,
Maka jika anda belum tahu, bertanyalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar