Melanjutkan topik berikutnya tentang, jika ada masa yang ingin saya ulang saat ini, mungkin ada dua hal
1. MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri)
2. SMA
Sebelumnya saya telah bercerita tentang masa-masa SMA part 1 dan part 2, maka sekarang saya akan menceritakan tentang masa kanak-kanak saya.
Pada zaman dahulu kala, waktu tempat tinggal saya masih terisolasi sawah dan rumpun bambu, sebagai anak-anak saya cukup merasa bahagia.
Berada di lingkungan tidak pernah mengkhianati saya (ex: polusi) serta teman-teman -yang sama-sama masih polos-
Kerjaan saya cuma main dan maiiiiiinn mulu. Bahkan semangat saya sekolah adalah semangat bermain ketika istirahat, haha!
Saya juga tidak diharuskan les ini itu dengan dalih 'mempersiapkan diri era globalisasi'.
Let children be children =D
MIN itu setara sama Sekolah Dasar.
Jikalau TK boleh dibilang sudah sekolah, berarti MIN itu jenjang kedua saya bersekolah.
Saya masuk MIN ketika berumur 6-11 tahun.
Masih unyu2 gitu deh!
#hammer
Seperti anak kecil pada umumnya, pikiran saya juga masih sangat hitam-putih, baik-buruk, malaikat-setan.
Tidak ada dunia abu-abu dalam pandangan anak-anak bukan? =D
Kamu tentu tau bahwa masa kanak-kanak adalah masa penanaman budi pekerti, sifat dasar, pembentukan pola pikir, dan tentu saja tentang iman.
Di masa seperti ini penting bagi anak-anak untuk berada diantara orang-orang baik.
Dan beruntungnya saya selalu dikelilingi orang-orang baik.
Keluarga (ya iyalah!), teman-teman, dan tentu guru-guru teladan nan budiman.
Tentang guru-guru ibtidaiyah kami,,
Saya pribadi mungkin sampai kapanpun akan tetap menempatkan mereka dalam daftar orang-orang terbaik!
Benar-benar pengajar dan pengabdi.
Anak-anak selalu meniru dan mempercayai orang dewasa bukan?
Beruntungnya kami mempunyai guru-guru yang benar-benar teladan
Patut kami tiru dan selalu kami percaya. Mereka pengabdi yang tulus dan jujur menurut pandangan saya.
Seperti Totto Chan yang bangga akan sekolah dan gurunya, saya pun demikian
Saya tidak ingat berapa uang SPP kami dulu. Sepertinya hanya 2 ribu, tidak sampai 5ribu rupiah per bulan.
Pernah beberapa kali naik, tapi itupun hanya beberapa ratus perak, tidak sampai seribu!
Tapi yang saya ingat adalah, hanya untuk meminta kenaikan seratus dua ratus perak saja, Pak Is -kepala sekolah kami- akan mengirim surat pemberitahuan orang tua dengan 2 lembar kertas buram (see, bukan kertas putih yang harganya bahkan tidak berselisih digit) dan kedua halaman kertas itu penuh ketikan.
Dimulai dengan salam, pembukaan, alasan kenaikan SPP, dan rincian yang sangat detail penggunaan per rupiahnya.
Rasanya saya belum pernah mendapati (lagi) proposal ato LPJ yang
benar-benar rinci (biasanya dibulet-buletin angkanya, hehe!)
Bagaimana saya tidak beruntung dibimbing oleh orang-orang yang amanah dan bijak..
Fabiaayyi aalaa irabbikumaa tukadzibaan :)
Ketika kami mulai membangun gedung sendiri (sebelumnya kami numpang di lingkungan kampus pondok), yang di bangun pertama tentu ruang kelas (ya tentulah!), kamar mandi, dan kantin darurat.
Namun setelah itu, sekolah bukan membangun ruang guru dulu, tapi mendahulukan tempat ibadah (musholla).
Trus data-data sekolahnya gimana??
Arsip sekolah numpang disimpan di kampus pondok.
Hingga kami lulus, 'ruang guru' yang ada cuma deretan bangku dan kursi panjang yang diletakkan di halaman depan ruang kelas 6.
Ikhlas kedinginan kalo hujan
#Untung ya kami tidak berada di Bogor yang kalo ujan anginnya lumayan kencang, kilatnya dah kayak potret close up dari langit, dan petirnya menggelegar kayak teriakan mandor kebun, hag hag!
Ikhlas kepanasan kalo matahari mulai terik (banyak vitaminnya kata Pak Hambali-guru IPA, hehe!)
Bukankah guru-guru kami merupakan teladan kesederhanaan..
Fabiaayyi aalaa irabbikumaa tukadzibaan :)
Sayang seribu sayang saya tidak bisa meneladani mereka lebih lama lagi karena pindah rumah sejak 1 SMP dengan jarak lebih dari setengah jam perjalanan.
#bagi anak-anak ini jarak yang lumayan jauh kan
Sesekali di waktu lebaran bersilaturahim ke kepala sekolah (terbaik) saya itu.
Beliau sudah sepuh, tapi tetap terlihat gagah dan bijak
Oleh karena itu juga saya kehilangan teman-teman masa kecil
#pada masa itu tidak ada anak kecil yang memegang hp karena memang belum perlu
Setelah 11 tahun lost contact, saya kembali beruntung karena ada sahabat yang menemukan dan mempertemukan saya dengan sahabat-sahabat yang lain.
Kepada sahabat-sahabat tersayang,,
Maaf jika saya tidak bisa mengingat banyak hal tentang kalian.
Dengan kemampuan short term memory, 11 tahun bukan waktu yang singkat untuk memecah puzzle kenangan menjadi bentuk yang tidak beraturan bukan?
Jadi, maukah kalian bersabar membantu saya menyusun puzzle tadi menjadi gambar yang utuh? :)
Tolong ingatkan saya tentang apa saja. Berceritalah tentang apa saja, seremeh apapun. Saya akan setia menyimaknya.
Dan jika kita kopi darat suatu saat nanti, maklumilah jika saya bertanya "ini siapa?" atau "siapa namamu?"
Rasanya ini sangat wajar, mengingat penampakan kita sudah tak seimut Afika :D
Dan jika akhirnya nanti tetap tidak banyak hal yang bisa saya ingat, janganlah marah atau mengataiku sombong. Itu sudah di luar kuasa saya.
Hanya satu hal yang saya tahu, saya tetap mencintai kalian
#tsaah
Kalo kata coldplay... U know i love u so,, [yellow-coldplay]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar