Sambungan,,,
Setelah melewati Oro-oro Ombo lanjut Cemoro Kandang, barulah pertanyaan akan titik api tadi terjawab. Cemoro Kandang terbakar!
Dari pendaki lain yang bertemu di Cemoro Kandang, kami mendapatkan info bahwa mereka kemarin naik dengan cepat-cepat karena berkejaran dengan api. Itu artinya, kebakaran malah sudah mulai terjadi minimal tanggal 8 Oktober 2011. Entah dari hari apa titik api mulai muncul dan entah oleh sebab apa.
Tentu saja kami takut, saya malah berniat membatalkan perjalanan. Dasar penakut, hehe!
Tapi keputusan telah diambil, kami akan meneruskan perjalanan. Positive thinking aja.. (sebenarnya sedikit nekat sih, sayang kan udah sampai sini,,)
Kami terus berjalan diiringi suara kretek-kretek semak-semak terbakar, suasana panas serasa deket tungku (ya iyalah, itu pohon jadi bara semua), gedebam gedebum pohon tumbang menutupi jalur pendakian (berdoa agar kami tidak tertimpa), sampai harus lari-larian karena nyala api mengarah ke jalur pendakian sehingga panasnya serem. Yang ini rasanya kayak meletakkan tangan di atas lilin yang menyala. Meskipun gak nyentuh apinya, tapi kalo kelamaan rasanya kayak dislomot.
Pada akhirnya kami sampai di Jambangan. Alhamdulillah lembah ini tidak terbakar. Tarik napas lega.
Setelah beristirahat sebentar, lanjut ke Kalimati.
Kami sampai Kalimati sore hari. Hanya ada 3 rombongan disini.
Begitu sampai kami dirikan tenda, ambil air, sholat, masak, dan tidur! Rencananya akan berangkat pukul 22.00. Kelompok lain sih baru berangkat jam 24.00 atau 01.00 dini hari. Tapi mereka kan sudah berpengalaman!
Yup, begitulah rencananya,,,
Dan kenyataannya, kami baru mulai naik pukul 24.00 dengan berbagai alasan mulai dari telat bangun sampai lama persiapan karena dinginnya bikin lambat pergerakan :p
Senin, 10 Oktober 2011
Dari Kalimati kami menuju Arcopodo. Inilah awal perjuangan. Jalannya nanjak terus boi! Ingat, jangan lupakan masker karena debunya mulai berlimpah. Disini banyak nisan-nisan tanda mengenang korban. Ketika vegetasi telah habis, sampailah anda di kaki Mahameru. Isinya pasir semua.
Di pepasiran ini, berjalanlah di pasirnya, jangan di bebatuannya. Meskipun lebih susah karena akan merosot terus tiap jalan, usahakan jangan menginjak batu. Bebatuan disini rapuh. Ketika kamu injak, maka kemudian besar si batu akan jatuh dan menimpa pendaki lain di belakang. Bahaya kan bray!
Semakin tinggi menanjak lereng Mahameru, anginnya akan terasa semakin kencang. Kalo orang Jawa bilang anginnya 'nggendhing'. Maksudnya udah kenceng, nabrak lereng sampai menimbulkan suara (nggendhing) trus balik arah nggak kalah kencengnya.
Feel tanjakan Mahameru ini susah dikatakan detil. Intinya nanjak miring hampir 45 derajat mungkin, berpasir, merosot terus sampai harus merangkak-merayap, dan capeknya luar biasa!
Puncak baru dicapai pukul setengah 7 ketika sebagian pendaki lain telah turun. Beberapa dari kami malah gagal karena putus asa. Hal ini akan jadi penyesalan nantinya :'(
Kalian jangan mengulangi penyesalan ini 'o'
Dari Mahameru ini kami melihat ke bawah. O ow,,,,sebagian Kalimati terbakar saudara-saudara! Rasanya hampir mendekati tenda kita yang warnanya mencolok itu. Padahal di Mahameru hanya tinggal kami. Artinya kemungkinan pendaki lain telah bersiap meninggalkan Kalimati menghindari jilatan api dan kami belum berbenah apapun.
O ow...
Maka setelah puas bermain, kami menuruni lerengnya berniat pulang. Cara menuruni termudah adalah dengan ski pasir. Tidak perlu melangkah, tinggal merosot.
Maka sampailah di kaki Mahameru hanya dalam kurun waktu 15 menit. Tidak sebanding sekali dengan naiknya -_-'''
Sampai di Kalimati, alhamdulillah tenda kami baik-baik saja. Dan kami tidak sendirian, masih ada yang belum meninggalkan Kalimati.
Kami beristirahat. Ada yang tidur, ada yang gak tau ngapain, ada yang ambil air.
Berita buruknya, air gak bisa diambil karena wilayah sumber air terbakar dan jalurnya tertutup pohon tumbang.
"APA?? JADI KITA GAK PUNYA AIR???!!", teriak seorang teman dengan suara sangat kencang saking terkenyutnya.
Berita baiknya, berkat teriakan teman saya tadi, kami dapat sumbangan air 9 liter dari tenda sebelah yang ternyata sangat setia kawan dan baik padahal nggak kenal. Alhamdulillah,,
Semoga kebaikan selalu menyertai kalian :')
Setelah siang, kami bergerak meninggalkan Kalimati menuju Ranu Kumbolo. Setelah menghadapi kenyataan separuh Kalimati terbakar, ternyata Jambanganpun juga telah terbakar. Hanya jalur pendakian saja yang tidak. Di Cemoro Kandang kami berjumpa dengan Bang Riki sang pendaki solo. Api bahkan telah membakar lereng Padang Teletubbies alias Oro-oro Ombo. Untung lokasi camp Rakum tidak terbakar. Apa karena dekat ama air? Entahlah,,
Pokoknya alhamdulillah,,, :)
Kami bermalam disini...
Selasa, 11 Oktober 2011
Hari ini jadwal kepulagan kami. Kami harus segera meninggalkan Ranu Kumbolo yang mempesona. Kembali menyusuri lereng Rakum yang ternyata sudah terbakar, lalu menuruni pos 3, pos 2, pos 1, dan sampailah di Ranupane. Setelah bebersih, mandi, ganti baju, beli cinderamata, kami naik jeep menuju Pasar Tumpang, lanjut angkot, mampir cari Bakso Malang, lalu menuju ke St.Kotabaru.
Sambil menunggu kereta berangkat beberapa dari kami keluar, ada yang mau beli pulsa dulu, sholat, cari cemilan, dkk. Akhirnya kereta meniupkan peluit tanda akan berangkat. 3 teman sudah di gerbong, 6 yang lain masih berpencar entah dimana. Maka 6 orang ini akhirnya lari-larian -termasuk saya-, mengejar kereta yang sudah berjalan. Hup hup set, kami ditarik dan meloncat ke gerbong. Alhamdulillah,,
Mari berhitung. Ipeh, Adim, Fikri, Udin, Mukhlis, Galvan, Ufa,,,kok cuma bertujuh??! Bang Enal ama Iyut mana??!!
Kami hanya bisa melongo, ibu-ibu disitu juga bingung dengan tingkah kami, sementara kereta telah meninggalkan St.Kotabaru,,,
Mari berfikir cepat, apa yang harus kita lakukan sekarang!
1. Nyuruh mereka nyusul ke Blitar
2. Nginep di Malang, cari kreta besok atau lusa
3. Ke gerbong masinis, nekat minta berhentiin keretanya
4. Apalagi ya??
Kebingungan terus menghantui,,,,
Rabu, 12 Oktober 2011
Pukul 10.00 kereta tiba di St.Jatinegara. Kami bersembilan mengemasi carrier dan turun. Ah, sampai lagi di tanah Jawa Barat. Dari sini kami lanjut angkot ke St.Manggarai, naik commuter line ke Bogor (@7000), ngangkot ke kampus(2 kali @2000), dan sampailah ke peraduan yang nyaman,,
Mari beristirahat! ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar