Ranupane, Semeru, TNBTS

Rabu, 29 Agustus 2012

Tertinggi Di Jawa, Semeru-Mahameru

Jumat, 7 Oktober 2011

Pukul 11 pagi, saya membonceng motor yang dikebut Mukhlis untuk menyusul teman-teman kami yang sudah duluan ke stasiun Bogor. Kami berencana melakukan perjalana agak panjang ke tanah kelahiran saya, Jawa Timur. Bukan untuk beranjangsana ke rumah, tapi menginjak tanah tertinggi di Jawa.

Commuter line Bogor-Jakarta (@7000) berangkat setengah 12, sekitar jam 1 nyampe St.Manggarai, oper angkot ke St.Senen. Kami berangkat ber-9 tapi hanya ada 8 tiket, kurang 1 lagi. Ketika itu tiket kreta sudah bisa dipesan seminggu sebelum hari H. Maka dapat ditebak, kami kehabisan tiket untuk keberangkatan hari itu. Maka dilakukanlah tindakan legal-ilegal, tetap beli 1 tiket jadwal 10 Oktober 2011. Yang penting ada tiket, urusan lain belakangan :D

Setelah sholat di musholla stasiun, makan soto lamongan @7000, pukul 2 kreta kami datang, ekonomi Matarmaja rute St.Senen Jakarta-St. Kotabaru Malang (@51.000).

Sabtu, 8 Oktober 2011

Pukul 9-10 sampai di St.Kotabaru Malang, langsung beli tiket pulang. Kalo gak ntar kehabisan loh. Bersih-bersih dulu di kamar mandi deket stasiun. Terus nawar angkot buat ke Pasar Tumpang. Di kamar mandi ini kami dapet temen baru, Bang Riki (gak enak banget ya lokasinya, kamar mandi :p ). Rencanamya mau ikutan ngangkot dan ngejeep sampe Pos Ranupane.. Beliau pendaki solo yang berencana menaklukkan Seven Summit of Indonesia. Keren ya, mendaki sendirian. Kalo eke mah amit-amit, hehe!

Sampai Pasar Tumpang kami lengkapi perbekalan. Belanja belanji makanan, isi penuh botol-botol air (Beli air galon di minimarket trus diisiin ke semua botol. Kan lebih murah! Sisanya biarin aja disitu. :P )
Tumpang-Ranupane merupakan wilayah kekuasaan jeep, hartop, dsb. Jadi gak usah nekat naik angkot melewati Tumpang kalo gak mau dihadang suruh turun tengah jalan, haha!

Sewa jip 450.000,- udah harga normal, biasa muat normal 15 orang atau 25 orang empet-empetan. Jadi, temukanlah teman pendaki sebanyak-banyaknya di sekitar Tumpang situ. Biasanya kelompok-kelompok pendaki mau kok gabung. Semakin sedikit teman akan semakin mahal :p

Tumpang-Pos Ranupane sekitar 2 jam. Kami tiba setengah 4 sore. Disini sebenernya ada danau Ranupane yang katanya cakep. Tapi karena kami kesana musim kemarau, airnya kering sisa tinggal lumpur :D
Setelah daftar bentar (@7000), dipetuahi pesan-pesan seperti jagalah kelakuan, gak boleh sampai Mahameru (sebenarnya peraturan dari jaman jebot Mahameru emang gak boleh didaki, cuma boleh ampe Kalimati aja. Tapi biasanya para pendaki bandel, selalu aja tetep didaki, hehe!) dsb dsb, kami langsung jalan setengah 4 itu juga. Bang Riki gak ikutan, takut kemalaman. Beliau mau berangkat besok aja. Memang resiko berangkat sore adalah akan kemalaman nyampe Ranu Kumbolo.

FYI, kamu bisa memilih bermalam di Ranupane ataupun Ranu Kumbolo karena biasanya perjalanan Ranu Kumbolo-Kalimati baru dimulai pada siang atau sore hari karena jaraknya dekat.

Kondisi jalan lumayan datar, malah di awal perjalanan jalurnya semacam di paving. Tanjakan tajam baru terasa di pos 3. Dan kami baru sampai lokasi camp Ranu Kumbolo pukul 9 malam. Dingin ciin!

FYI, Ranu Kumbolo sendiri sebenarnya sudah terlihat 1 jam sebelum lokasi camp. Tapi jangan senang dulu. Kamu harus muterin lereng danau sampai akhirnya tiba di tanah lapang dengan pemandangan 'jam pasir', kayak di iklan kopi lho,, Kalo belum nyampe situ maka kamu belum tiba di lokasi camp. Sebenarnya bisa mendirikan tenda dimana aja, tapi kalo di lokasi camp, kamu akan dapet pemandangan indah matahari terbit, dan dekat dengan Tanjakan Cinta. Ranu Kumbolo ini adalah sumber air pertama ^^v

Minggu, 9 Oktober 2011

Disini kami bertemu banyak pendaki lain. Maka kami berniat cari teman naik karena tidak ada satupun tim kami yang mengenal medan Semeru, hehe!
Tapi gak ada yang berniat naik, semua pendaki itu akan turun. Mereka hanya istirahat sejenak di Rakum setelah semalam sampai Mahameru. Loh, jadi kami ke atas sendirian?? :'(

Karena pendakian ke Mahameru baru dimulai malam hari, kami berencana akan ke Kalimati siang hari. Maka kami bisa bersantai lama di Ranu Kumbolo ini. Kami memang tidak ingin berlama-lama di Kalimati karena konon dinginnya naudzubillah, brr!

Setelah siang tiba, kami bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Tantangan pertama, Tanjakan Cinta. Katanya kalo berhasil naik Tacin tanpa noleh ke belakang sambil mikirin seseorang, ntar kamu bisa jadian ama dia. Kamu percaya? Ahahaha!
Yang jelas, napasmu bakal dibikin ngos-ngosan, jantungmu berdegup lebih kencang, karena nanjaknya lumayan wow tanpa bonus. Tapi lumayan buat latian Mahameru :P

Setelah Tacin selanjutnya melewati lereng Oro Oro Ombo. Kami dg seenak jidat menyebutnya padang teletubbies. Kondisinya kering penuh ilalang. Kalo pas gak kering disini padang bunga loh,,
Dari sini kami melihat titik api di atas. Dimana itu? Entahlah, ketika itu kami cuek karena kami tidak mengenal gugusan gunung-gunung ini.
Setelah melewati Oro-oro Ombo lanjut Cemoro Kandang, barulah pertanyaan akan titik api tadi terjawab. Cemoro Kandang terbakar!

Bersambung ke...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar